Mengejar Cinta dan Agama

Sesungguhnya, seseorang yang berpasang-pasangan itu saling mencintai karena sebab yang sama, karena itulah mereka dikatakan sehati..

Jika engkau memilih seseorang karena cintanya kepadamu, maka akan engkau dapatkan cinta itu.. se-utuhnya.. Tapi tidak mendapatkan hal lain selain hanya CINTA..

Jika engkau memilih seseorang karena hartanya yang banyak, maka engkau juga akan mendapatkan sebagian dari hartanya.. Tapi tidak mendapatkan kebaikan lain, selain kesenangan terhadap harta..

Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya” (HR. Thabrani)

Jika engkau memilih seseorang karena kehormatannya, maka dirimu akan menjadi lebih terhormat di mata orang lain.. Hanya itu..

Jika engkau memilih seseorang karena ketampanan dan kecantikannya, maka kamu tak akan pernah bisa menikmati kesetiaan, karena ketampanan dan kecantikan akan pudar di hari tua..

Tapi, jika engkau berani memilih seseorang itu karena AGAMANYA, maka kamu akan mendapatkan semua: CINTA, KEKAYAAN, KESETIAAN, KEHORMATAN dan KECANTIKAN..

Sebab, sesorang yang baik AGAMANYA adalah seseorang yang sabar, penuh rasa cinta, dihormati, dihargai, disayangi, kaya akan harta (selalu mengucap rasa syukur dan rajin bersedekah) dan mereka itu adalah golongan orang-orang yang cantik hatinya dan bersinar wajahnya..

“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

~ oleh azzaam pada 2 Juli 2010.

8 Tanggapan to “Mengejar Cinta dan Agama”

  1. assalamu’alaikum wr.wb
    saya Tari 19 tahun, saat ini saya masih duduk dibangku kuliah semester 5. Saya saay ini sedang dekat dengan seorang pria berinisial S (27 th). Dia saat ini sudah bkerja dan juga sedang duduk dibangku kuliah smester 4. S ini berasal dari betawi, sedang saya dari keturunan Jawa tengah, tepat nya Solo. S ini berencana ingin mengajak saya nikah 3 tahun lagi, saat si S ini sudah memiliki usia 30 tahun. saya memang berjarak 8 tahun dengan si S ini, tapi saya mrasa ia mampu menjadi imam di keluarga jika memang kami berjodoh. Masalahnya saat ini, orang tua saya ingin saya nikah dengan orang yg keturunan Jawa juga. Saya dan S sudah dekat 8 bulan ini. Orang tua saya agaknya melihat harus dari bibit, bebet, dan bobot nya juga. yang saya lihat si S ini blum mmenuhi kriteria orang tua saya. Saya sudah jelaskan tentang apa adanya si S ini. Tapi orang tua saya tetap ingin sesuai kriteria beliau. Mohon bantuannya. Terima kasih.

    • Ada yang bersedia ingin menjawab pertanyaan sahabat kita berikut ini?

      Intinya, yang perlu diperbaiki bukanlah diri Anda ataupun calon suami Anda, tapi orang tua Anda…
      Berusahalah untuk terus meyakinkan orang tua Anda, sekeras-kerasnya batu dalam waktu yang lama pasti akan kikis dengan tetesan air gunung..
      Untuk itu, “Jangan Menyerah”
      Ok 🙂

  2. Mas saya ijin nanya:D, bagaimana menghadapi cewe yg sedang jenuh?banyak orang bilang,lakukan hal yg beda.nah saya minta saran hal2 “beda” yg harus dilakuin saat cewe lg jenuh.
    makasih mas:)

  3. haha itu kata orang2 mas, saya juga ga terlalu yakin. kan sifat2 cewe beda2.ok tar diliat dulu ebook nya. thanks:)

  4. boleh saya bertanya dan menceritakan masalah saya? karena saya tidak bisa lagi bercerita pada siapapun.
    kisah bermula saat…
    saya menjadi tulang punggung keluarga sejak itu saya menghentikan mimpi2 saya untuk melanjutkan kuliah dan mulai bekerja dengan gaji yg alhamdulillah bisa menghidupi kami sekeluarga (5 orang) itupun degan bantuan saudara2 yg memberikan uang saku sekolah untuk kedua adikku,
    hampir 5 tahun saya bekerja tp ga pernah memikirkan diri sendiri, dari mulai penampilan, pertemanan bahkan berkali-kali saya ditinggalkan mantan2 sy karena sy terlalu sibuk dan tidak perhatian sampai semua mantan saya putus krn selingkuh.
    kemudian dsaat saya kekurangan kasih sayang serta materi saya mulai membenahi urusan lahiriah, dengan harapan perubahan diri saya bisa menjadi modal awal untuk mendapatkan pasangan dan pekerjaan yg lebih layak…
    lalu saya pun bertemu dengan seseorang yg begitu perhatian sebut saja I, dia banyak membantu saya ketika saya kekurangan walaupun dia sendiri kondisi ekonominya sangat jauh dbawah saya, ketika iman saya terguncang karena musibah yg selalu datang dlm hidup dan I masuk dalam hidup saya saya terjerumus dalam pergaulan bebas. saya menjadi tergantung pada dia, sampai akhirnya saya tau bahwa dia telah beristri dan memiliki satu anak, saat itulah saya semakin hancur dan rsanya ingin mengakhiri hidup, rasa sakit karena telah keluar dari jalan-Nya, penyesalan yang sangat memukul kondisi kejiwaan sampai saya benar2 hidup tnp teman selama satu tahun, sampai saat ini, saya tetap bekerja, tp saya bicara seperlunya pada semua org,
    selama satu tahun itu pula saya tetap bergantung pada I dengan janji dia ingin menceraikan istrinya dan bertanggungjwb menikahi saya. satu tahun itu pula saya didera perasaan yg semakin parah, tiap kali dia berdekatan degn wanita lain saya langsung cemburu dan marah2, tiap kali saya mengajaknya untuk bertobat selalu dia bilang saya munafik, saya mau lepas dari dia tapi ga bisa, bahkan secara tidak sadar saya membentak ibu saya saat ibu saya menasehati untuk menjauhi I, saya baru sadar setelah ibu saya berteriak. sejauh ini saya tenggelam dalam dosa. berlipat-lipat dosa, tapi sama sekali tdk ada daya untuk menjauhi dirinya, malahan tiap kali dia tidak tlp n sms saya yg selalu hubungi dia terus.misalkan jika dia katauan sedang berduaan dengan wanita lain dan saya memergokinya maka dia malah balik memaki dgn alasan saya ngekang dia keterlaluan alasan
    dia sedang ada bisnis dengan wanita itu. walo dia yg salah selalu saya yg hubngi dia berkali-kali bahkan serigkali seharian saya tlp g ad angkat, hal itu terjadi sejak saya tugas keluar kota dan sering kali tiap saya keluar kota dia seperti itu.
    apakah ada saran bagaimana saya bs kembali k jalan-Nya
    tanpa harus menyakiti perasaan saya yg sudah tergantung pada dia dan ga bs jauh

    • Jika Anda ingin kembali ke jalan-Nya, maka langkah awal yang harus Anda lakukan adalah “BERANI dan TEGAS” meninggalkan si I. Karena dari dialah dosa ini terjadi dan berawal. Saya tidak menyalahkan siapapun, namun ANDA memang harus tegas dalam menyikapi kepentingan dan kebutuhan Anda bertaubat kepada-Nya.

      Ikhlaskan semua dan mulailah beralih kejalan yang benar. Jika sampai saat ini Anda tidak mampu mengikhlaskan si I untuk mendapatkan ridho-Nya, maka sampai kapanpun Anda tidak akan pernah bisa belajar mengenal “KEBENARAN”. Sebab ketika Anda melakukan pergaulan bebas dengan si I, itu adalah sesuatu hal yang salah. Apalagi memaksa si I menceraikan istrinya, hanya untuk kepentingan yang salah. Terlebih lagi, sekarang ini Anda mengetahui bahwa si I, walaupun sudah memiliki anak dan istri, dia berani selingkuh dengan Anda. Selanjutnya, apakah Anda masih bisa menjamin ketika dia menceraikan istrinya dan menikahi Anda, dia akan selalu setia untuk Anda? Dan Anda akan bahagia selamanya? Jika sekarang ini Anda ragu, maka langkah terbaik yang harus Anda lakukan adalah melepaskan si I dan memulai kehidupan yang baru, yang lebih baik dari sekarang ini.

      Percayalah, jika Anda lakukan hal seperti yang saya katakan diatas, maka Anda akan selalu mendapat rahmat “KEBAHAGIAAN” dari-Nya. Bukankah hal itu yang selalu Anda nantikan dan Anda cari-cari selama ini? 🙂

      Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” (Q.S An-Nuur:26)

  5. Assalamu’alaikun…
    izin kopas ya (dgn mencantumkan alamat webnya)

    Jazakumullah khoir.

Tinggalkan komentar